BUNYI VOKAL, KONSONAN, DIFTONG dan KLUSTER

BUNYI VOKAL, KONSONAN, DIFTONG dan KLUSTER

A.           Bunyi Vokal

VOKAL
KRITERIA
CONTOH KATA
[i]
Vokal depan, tinggi (atas), tak bundar, tertutup.
<ini>;[i-ni], <ibu>;[i-bu], <cari>;[ca-ri], <lari>;[la-ri]
[ I ]
Vokal depan, tinggi (bawah), tak bundar, tertutup.
<pinggir>;[ping-gir], <adik>;[a-di?]
[u]
Vokal belakang, tinggi (atas), bundar, tertutup.
<udara>;[u-da-ra], <utara>;[u-ta-ra]
[U]
Vokal belakang, tinggi (bawah), bundar, tertutup.
<ukur>;[u-kur], <urus>;[u-rus], <turun>;[tu-run]
[e]
Vokal depan, sedang (atas), tak bundar, semi tertutup.
<ekor> ; [e-kor]
[ɛ]
Vokal depan, sedang (bawah), tak bundar, semi terbuka.
<nenek>;[ne-nɛ?], <dendeng> ; [dɛn-dɛŋ]
[ə]
Vokal tengah, sedang, tak bundar, semi tertutup.
<elang>;[ə-laŋ], <emas>;[ə-mas]
[o]
Vokal belakang, sedang (atas), bundar, semi tertutup.
<toko>;[to-ko]
[ɔ]
Vokal belakang, sedang (bawah), bundar, semi terbuka.
<tokoh>;[to-kɔh]
[a]
Vokal belakang, rendah, netral, terbuka
<cari> ; [ca-ri]



B.            Bunyi Konsonan

KONSONAN
KRITERIA
CONTOH KATA
[b]
Bunyi bilabial, hambat, bersuara
< baru, abu >
[p]
Bunyi bilabial, hambat, tak bersuara
< pita, apa, tetap >
[m]
Bunyi bilabial, nasal, bersuara
< mana, lama, malam >
[w]
Bunyi bilabial, semi vokal, bersuara
< warna, waktu, awan >
[v]
Bunyi labiodental, geseran, bersuara
< veteran, devisa >
[f]
Bunyi labiodental, geseran, tak bersuara
< fajar, nafas, taraf >
[d]
Bunyi apikoalveolar, hambat, bersuara
< datang > ; [da-taŋ]
[t]
Bunyi apikoalveolar, hambat, tak bersuara
< peta > ; [pə-ta]
[n]
Bunyi apikoalveolar, nasal, bersuara
< nama, ini, saran >
[l]
Bunyi apikoalveolar, sampingan, bersuara
< lama, pula, asal >
[r]
Bunyi apikoalveolar, getar, bersuara
< segar > ; [sə-gar]
[z]
Bunyi laminoalveolar, geseran, bersuara
< lezat > ; [lə-zat]
[ñ]
Bunyi laminopalatal, nasal, bersuara
< nyaring > ; [ña-riŋ]
[ ǰ ]
Bunyi laminopalatal, paduan, bersuara
< jurang > ; [ju-raŋ]
[č]
Bunyi laminopalatal, paduan, tak bersuara
< cara, baca >
[š]
Bunyi laminopalatal, geseran, bersuara
< syarat >
[s]
Bunyi laminopalatal, geseran, tak bersuara
< sama, nasi >
[g]
Bunyi dorsovelar, hambat, bersuara
< gaya, tiga >
[k]
Bunyi dorsovelar, hambat, tak bersuara
< kaca, saku >
[ŋ]
Bunyi dorsovelar, nasal, bersuara
< langit > ; [la-ŋit]
[x]
Bunyi dorsovelar, geseran, bersuara
< khidmat, akhirat >
[h]
Bunyi laringal, geseran, bersuara
< hemat, bahan, indah >
[Ɂ]
Bunyi hambat, glotal, bersuara
< bak, pak, rakyat >
[ baɂ, paɂ, raɂ-yat ]

C.           Bunyi Diftong
Diftong adalah bunyi vokal angkap yang tergolong menjadi satu suku kata. Ciri diftong ialah waktu diucakannya bunyi bahasa posisi lidah yang satu dengan yang lain saling berbeda. Perbedaan itu menyangkut tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, serta strikturya (jarak lidah dengan langit-langit)
Berdasarkan perbedaanya itulah maka diftong diklasifikasikan menjadi diftong naik dan diftong turun dan diftong memusat.
1.             Diftong Naik
Diftong naik adalah vokal yang kedua diucapkan dengan posisi lidah lebih tinggi dari yang pertama. Posisi lidah semakin menaik sehingga strikturnya semakin tertutup. Berdasarkan posisi di atas diftong naik disebut juga sebagai diftong tertutup.
Bahasa Indonesia mempunyai tiga jenis diftong naik:
a.         Diftong naik menutup maju (al) misalnya dalam kata : pakai, lalai, nilai, sampai, pandal dll.
b.        Diftong naik menutup maju (oi) misalnya pada kata : amboi, angin sepoi-sepoi dll.
c.         Diftong naik menutup mundur (au) misalnya pada kata : saudara, saudagar, pulau, kacau, surau, dll.
2.             Diftong Turun
          Disebut diftong turun karena posisi bunyi pertama lebih tinggi dari bunyi kedua. Dalam bahasa Indonesia tidak ada diftong turun. Dalam bahaa Inggris ada dua jenis diftong turun, yaitu:
a.         Diftong turun membuka-memusat (), misalnya dalam kata poor.
b.        Diftong turun membuka-memusat (), misalnya dalam kata ear.
3.             Diftong memusat
Yaitu terjadi jika vocal kedua diacu oleh sebuah atau lebih volak yang lebih tingggi, dan juga diacu oleh sebuah atau lebih vocal yang lebih rendah. Diftong jenis ini terdapat di dalam bahasa Inggris, seperti [oα]  contohnya  kata [more] yang secara fonetis diucapkan dengan [moα]
D.           Kluster
Bunyi kluster/ konsonan rangkap(dua atau lebih) merupakan bagian dari struktur fonetis atau fonotaktis yang disadari oleh penuturnya.Oleh karena itu,pengucapan pun harus sesuai dengan struktur fonetis tersebut.Sebab,kalau salah pengucapan akan berdampak pada pembedaan makna.
Kluster dalam bahasa indonesia sebagai akibat pengaruh stuktur fonetis unsur         serapan.Namun,pada umumnya kluster bahasa indonesia seputar kombinasi berikut:
1.             Jika Kluster terdiri atas dua kontoid,yang berlaku adalah:
a.         Kontoid pertama hanyalah sekitar [p],[b],[k]
b.        Kontoid kedua hanyalah sekitar [l],[r],[w]
Contoh:
[p] pada      [pleonasme], [gr]     pada     [grafik’], [b] pada     [gamblan], [fr]     pada     [frustasi],[k] pada    [klinik], [sr]     pada     [pasrah].
2.             Jika kluster terdiri atas tiga kontoid,yang berlaku adalah:
a.         Kontoid pertama selalu[s]
b.        Kontoid kedua[t] atau[p]
c.         Kontoid ketiga [r] atau[l]
Contoh:
[str] pada      [strategi]
[spr] pada     [sprinter]
[skr] pada      [skripsi]
[skl] pada      [sklerosis]




DAFTAR PUSTAKA :

Http://fonologiunlamkelompok2.blogspot.co.id/2016/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tradisional Domikado

Sastra Anak